Masjid Al-Barkah

Al-Ghaayah wa At-Taqriib - Matan Abu Syuja

Bab Al-Hajr – Bagian ke-1 – Kitab Matan Abu Syuja’ (Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A.)

By  |  pukul 8:10 am

Terakhir diperbaharui: Kamis, 31 Agustus 2023 pukul 6:07 am

Tautan: https://rodja.id/45v

Kajian oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A.

Berikut ini merupakan rekaman kajian kitab Al-Ghayah wa At-Taqrib atau biasa disebut Matan Abu Syuja’, kajian ini mengambil pembahasan khusus yaitu yang berkaitan dengan fiqih mu’amalat. Kitab ini merupakan kitab fiqih Madzhab Syafi’i, karya Syaikh Abu Syuja’ Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Ashfahani rahimahullah. Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, M.A. pada Jumat pagi, 4 Syaban 1436 / 22 Mei 2015. Pada pertemuan yang lalu, Ustadz Erwandi telah menyampaikan tentang “Bab Gadai“, dan pada pertemuan kali ini beliau akan membahas Kitabul Buyu’ yaitu tentang “Bab Al-Hajr (Bagian ke-1)“.

Ringkasan Kajian Kitab Matan Abu Syuja’

Kitabul Buyu’ (كتاب البيوع) Bab Al-Hajr (Bagian ke-1)

Pada kajian kali ini akan dibahas mengenai permasalah Bab Al-Hajr. Al-Hajr artinya adalah menahan hak beberapa orang tertentu agar tidak melakukan akad jual beli terhadap hartanya atau harta orang lain. Penulis kitab ini, yaitu Syaikh Abu Syuja’ Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Ashfahani rahimahullah berkata:

والحَجْرُ على ستة:
الصبي، والمجنون، والسَّفِيه (المُبَذِّر لماله)، والمُفْلِس الذي ارتَكَبَتْه الديون، والمريض المَخُوفُ عليه فيما زاد على الثُّلُث، والعبد الذي لم يُؤْذَن له في التجارة.
وتَصَرُّف الصبي والمجنون والسفيه غير صحيح.
وتصرف المُفْلِس يصح في ذمته دون أعيان مالِه.
وتصرف المريض فيما زاد على الثلث موقوف على إجازة الورثة من بعده.
وتصرف العبد يكون في ذمته يُتْبَعُ به بعد عِتْقِه.

Baca Juga:
Penjelasan tentang Luqathah / Barang Temuan - Kitab 'Umdatul Ahkam - Kajian Masjid Nabawi (Ustadz Abu 'Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A.)

Ada enam orang yang ditahan untuk melakukan akad terhadap hartanya dan harta orang lain. Yaitu anak kecil, orang gila, orang bodoh yang memubadzirkan uangnya, orang yang bangkrut yang memiliki banyak hutang, orang sakit (yang mengkhawatirkan) dalam hal berwasiat menyedekahkan lebih dari sepertiga hartanya, dan budak yang tidak diijinkan berdagang oleh tuannya.

Dan pembelanjaan oleh anak-anak, orang gila dan orang safih adalah tidak sah. Pembelanjaan oleh orang pailit adalah sah atas tanggungannya sendiri (asal) bukan pembelanjaan harta yang sedang diawasi. Pembelanjaan orang sakit dalam jumlah lebih besar dari sepertiga hartanya adalah diserahkan atas ijin ahli warisnya sesudah ia wafat. Pembelanjaan budak (tanpa seijin tuannya) adalah tidak sah dan segala akibatnya menjadi tanggung jawab sendiri, (artinya) bahwa ia dituntut sendiri sesudah merdeka jika dalam pembelanjaannya tadi merusak sesuatu.

Simak selengkapnya pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan Al-Hajr ini bersama Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi. Semoga bermanfaat.

Download Kajian Kitab Matan Abu Syuja’ (Kitabul Buyu’) – Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi: Bab Al-Hajr (Bagian ke-1)

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan hasil rekaman ataupun link download kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Google+ yang Anda miliki. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Baca Juga:
Memberikan Kelonggaran Kepada Orang Yang Sulit Membayar Hutang

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.