
At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman
Penjelasan Iman dan Hakikat Keimanan Bagian 2 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq Al-Badr)
Notice: Undefined variable: PodpressSettings in /home/radiorod/public_html/wp-content/plugins/powerpress/powerpress.php on line 3565
Penjelasan Iman dan Hakikat Keimanan Bagian 2 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (التوضيح والبيان لشجرة الإيمان), sebuah kitab buah karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Penerjemah: Ustadz Iqbal Gunawan, M.A.
Download kajian sebelumnya tentang Penjelasan Iman dan Hakikat Keimanan Bagian 1 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman
Status program kajian kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman: Telah Selesai.
Daftar Isi
Ringkasan Penjelasan Iman dan Hakikat Keimanan Bagian 2 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman
Berkata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah, bahwa tertera dalam dua kitab shahih. Yakni dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim. Dalam hadits dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).
Dari hadits di atas, kita mendapati bahwa iman mencakup perkataan lisan, perbuatan anggota badan dan keyakinan. Juga mencakup akhlak serta yang berkaitan dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan perbuatan baik kepada sesama manusia. Maka dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara tingkatan iman yang tertinggi, pokok-pokoknya dan kaidah-kaidahnya, adalah perkataan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. Yaitu seseorang meyakini ketika mengucapkannya mengikhlaskan dirinya. Pada hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan tingkatan iman yang paling rendah. Yakni menyingkirkan atau mengilangkan gangguan dari jalan. Tentu perbuatan yang lebih tinggi dari itu juga merupakan cabang dari keimanan.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan sifat malu yang sifat malu ini iman kita menjadi hidup, dengan sifat malu ini seseorang meninggalkan perbuatan-perbuatan yang jelek, dengan sifat malu ini akan sempurna akhlak-akhlak yang mulia.
Cabang-cabang keimanan yang disebutkan dalam hadits di atas, juga mencakup semua syariat-syariat agama kita. Baik syariat yang nampak maupun yang tidak nampak. Juga menunjukkan bahwasannya iman itu bertambah dan berkurang sesuai bertambah dan berkurangnya cabang-cabang yang disebutkan.
Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama tentang Penjelasan Iman dan Hakikat Keimanan Bagian 2 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum
Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui :
Telegram: Rodja Official
Facebook Page: Radio Rodja 756 AM
Twitter: @radiorodja
Instagram: @radiorodja
Website: radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook Page: Rodja TV
Twitter: rodjatv
Instagram: rodjatv
Website: rodja.tv
Lihat Juga: Radio Streaming, Khutbah Jumat, Ceramah Agama, Ceramah Lucu, Khutbah Idul Adha, Kultum, Ceramah Singkat, Shalawat, Shalat Jenazah, Rukun Islam, Rukun Iman, Ziarah Kubur, Shalat Berjamaah, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Belajar Bahasa Arab,
