
Ensiklopedi Larangan
Ensiklopedi Larangan dalam Islam: Belajar Agama dengan Tujuan Mendapatkan Bagian dari Dunia dan Menyimpan Ilmu, Bagian ke-6 – TPP: Larangan bagi Penuntut Ilmu (Ustadz Mahfudz Umri, Lc.)
Beranda Download Kajian Ustadz Mahfudz Umri Ensiklopedi Larangan Ensiklopedi Larangan dalam Islam: Belajar Agama dengan Tujuan Mendapatkan Bagian dari Dunia dan Menyimpan Ilmu, Bagian ke-6 – TPP: Larangan bagi Penuntut Ilmu (Ustadz Mahfudz Umri, Lc.)
Terakhir diperbaharui: Kamis, 31 Agustus 2023 pukul 6:22 am
Tautan: https://rodja.id/53c
Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Mahfudz Umri, Lc.
Alhamdulillah, dapat kita jumpai lanjutan dari pembahasan Larangan Belajar Agama dengan Tujuan Mendapatkan Bagian dari Dunia, yang kali ini membahas Larangan-larangan bagi Penuntut Ilmu, yang dibahas oleh Ustadz Mahfudz Umri, Lc. pada Selasa malam, 25 Dzulhijjah 1434 / 30 Oktober 2013, ba’da Maghrib hingga ba’da shalat Isya’ (waktu Jakarta. Silakan simak kajian ini dengan mendownloadnya langsung atau mendengarkannya online.
TERMASUK PEMBAHASAN PENTING (TPP): Larangan bagi Penuntut Ilmu
[sc:status-ensiklopedi-larangan-ustadz-mahfudz-umri-2013]
Ringkasan Ceramah Agama “Ensiklopedi Larangan dalam Islam”: Belajar Agama dengan Tujuan Mendapatkan Bagian dari Dunia (Bagian ke-6)
Larangan bagi Penuntut Ilmu
Pada pembahasan yang terakhir ini, kita akan mengambil pembahasan bagian dari pembahasan suatu buku yang ditulis oleh Ustadz Yazid bin Abdil Qadir Jawas, yaitu “Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga“. Pada pertemuan sebelumnya, kita mengambil dari Kitabul ‘Ilm oleh Syaikh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rahimahullah dan “Adab Tholabul ‘Ilm“.
Beberapa kesalahan yang wajib dijauhi dari penuntut ilmu
1. Dengki / Hasad [02:30]
Definisi hasad / dengki adalah berangan-angan nikmat dari orang lain lepas dari dirinya.
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً (٣٢)
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisaa’ (4): 32)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالاً، فسلطه على هلكته في الحق. ورجل آتاه الله الحكمة، فهو يقضي بها، ويعلمها (متفق عليه)
“Tidak boleh hasad kecuali dua perkara: 1.) Seseeorang yang Allah berikan padanya harta, kemudian harta tersebut dipergunakan untuk kebaikan (di atas jalan kebenaran). 2.) Dan seseorang yang diberikan ilmu (al-hikmah), kemudian dia amalkan dan dia ajarkan.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Berfatwa tanpa ilmu [19:21]
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَـذَا حَلاَلٌ وَهَـذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُواْ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ (١١٦)
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. An-Nahl (16): 116)
3. Sombong [26:49]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر
“Tidak masuk surga, orang yang punya kesombongan meskipun hanya seberat biji darroh dalam hatinya.”
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (٣٤)
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 34)
4. Hindarkan sikap fanatik kepada suatu madzhab atau pendapat [27:45]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah berkata dalam kitabnya Raf’ul Malam ‘anil A-immatil A’lam (رفع الملام عن أئمة الأعلام), dalam muqaddimah-nya, bahwa tidak semua ilmu berkumpul pada satu ulama, tidak seorang ulama pun yang maksum (selamat dari kesalahan), dan tidak ada seorang ulama pun yang sengaja untuk menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
5. Merasa mampu / alim sebelum layak [36:17]
… قل رب زدنى علما
“… Katakanlah (wahai Muhammad): “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”” (Thaahaa (20): 114)
6. Buruk Sangka
7. Debat Kusir [39:29]
Jangan sampai penuntut ilmu hanya untuk berbangga-bangga di depan orang yang berilmu atau berdebat dengan orang-orang yang tidak memiliki ilmu (orang-orang bodoh).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bersabda:
من تعلم العلم ليباهي به العلماء، أو يماري به السفهاء، أو يصرف به وجوه النّاس إليه أدخله الله جهنم
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan para ulama, berdebat dengan orang-orang yang bodoh, dan mencari perhatian orang banyak, maka Allah akan memasukkannya ke api neraka Jahannam.”
Untuk lebih detilnya, tentunya bisa disimak langsung pada rekaman kajian berikut, silakan play atau download kajiannya.
Dengarkan dan Download Seri Ceramah / Kajian Ensiklopedi Larangan dalam Syariat Islam
Silakan dengarkan langsung atau download kajian berikut.
Podcast: Play in new window | Download
Subscribe: RSS
Mari disebarkan (share) ke saudara-saudara kita di Facebook, Twitter, Google+.

1 Comment