Masjid Al-Barkah

Al-Ibaanatu Ash-Shughraa (Al-Ibanah Ash-Shughra)

Musibah Terangkatnya Ilmu dengan Terangkatnya Ulama, dst – Poin 22-26 – Kitab Al-Ibanah Ash-Shughra (Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.)

By  |  pukul 9:10 am

Terakhir diperbaharui: Rabu, 27 November 2013 pukul 9:43 am

Tautan: https://www.radiorodja.com/?p=4093

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari, M.A.

Kajian kitab ini adalah yang live pada Selasa pagi, 8 Muharram 1435 / 12 November 2013, pukul 08:00-09:00 WIB, yaitu kajian kitab Al-Ibanah Ash-Shughra. Pada rekaman ini membahas poin 22-26, di antaranya tentang “Terangkatnya ilmu dengan terangkatnya ulama, dan keburukan dari kejahilan dan tersebarnya kejahilan di tengah-tengah manusia, dan bagaimana jalan untuk selamat dari musibah tersebut” dan “Menukil pendapat fulan dan fulan dan ternyata itu bertentangan dengan kitabullah dan hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan banyak bertanya tentang perkara-perkara yang tidak perlu dan tidak penting”. Silakan disimak dan didownload.

[sc:status-al-ibanah-ash-shughra-ustadz-abu-ihsan-2013]

Daftar Isi

Ringkasan Ceramah Agama Islam: Kitab Al-Ibanah Ash-Shughra

Poin 22: Terangkatnya Ilmu dengan Terangkatnya Ulama, dan Keburukan dari Kejahilan dan Tersebarnya Kejahilan di Tengah-tengah Manusia, dan Bagaimana Jalan untuk Selamat dari Musibah Tersebut (حديث إن الله لا ينزع العلم انتزاعا)

إن الله لا ينزع العلم انتزاعا من صدور الرجال، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، فإذا لم يبق عالم اتخذ الناس رؤساء جهالا، فسُئلوا فأفتوا بغير علم؛ فضلوا وأضلوا

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah mencabut ilmu secara sekaligus dari dada manusia. Akan tetapi, Allah mencabut dan mengangkat ilmu itu dengan mewafatkan para ulama. Ketika para ulama wafat dan tidak tersisa orang ulama pun (di tengah-tengah manusia yang mengajarkan kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar), maka manusia mengambil pemimpin-pemimpin yang jahil-tidak mengerti agama (tidak mengerti halal dan haram, tidak tahu hak kewajiban), Maka mereka pun ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat (dari jalan yang lurus) dan menyesatkan (orang lain).”

Baca Juga:
Tausiyah Penyejuk Jiwa untuk yang Tertimpa Musibah (Ustadz Abuz Zubair Hawary, Lc.)

Hadits yang shahih, diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam Shahih mereka berdua, dari hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma.

Poin 23, 24, 25, 26:Menukil Pendapat Fulan dan Fulan dan Ternyata itu Bertentangan dengan Kitabullah dan Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Banyak Bertanya tentang Perkara-perkara yang Tidak Perlu dan Tidak Penting (“حديث نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قيل وقال” و “حديث “كان – صلى الله عليه وسلم – يكره كثرة المسائل”)

ونهى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – عن قيل وقال، وإضاعة المال، وكثرة السؤال

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang dari qila wa qala (katanya dan katanya), buang-buang harta, dan banyak meminta/bertanya.” (H.R. Bukhari, dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu.)

Pembahasan lebih detil, tentunya dapat diikuti dengan mendengarkannya langsung atau download kajiannya.

Download Ceramah Agama islam: Kajian Kitab Al-Ibanah Ash-Shughra: Poin 22-26

Silakan disebarkan ke Facebook, Twitter, dan Google+.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.