Masjid Al-Barkah

Tematik

Bagaimana Cara Menjalani Kehidupan Didunia Yang Baik

By  |  pukul 5:41 pm

Terakhir diperbaharui: Rabu, 14 November 2018 pukul 5:41 pm

Tautan: https://rodja.id/253

Bagaimana Cara Menjalani Kehidupan Didunia Yang Baik adalah Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas. Tabligh akbar bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas ini diselenggarakan di Masjid Pondok Mutiara, Perumahan Pondok Mutiara – Sidoarjo pada Ahad, 26 Shofar 1440 H / 4 November 2018.

Daftar Isi

Ceramah Agama Tentang Bagaimana Cara Menjalani Kehidupan Didunia Yang Baik – Tabligh Akbar

Tauhid merupakan jalan keselamatan. Jadi kalau kita ingin selamat, ingin bahagia, tidak ada jalan lain kecuali dengan mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala. Para ulama menjelaskan tauhid siang dan malam. Karena dakwah yang paling utama untuk kita dakwahkan adalah tauhid. Bukan yang lain. Tauhid merupakan jalan selamat. Tidak ada kebahagiaan bagi hati kecuali dengan mengikuti tauhid ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa hati manusia tidak akan bahagia kecuali dia beribadah hanya kepada Allah.

Dakwah tauhid ini harus diulangi ribuan kali. Agar umat faham tentang tauhid. Karena tegaknya langit dan bumi adalah dengan tauhid. Perbedaan antara orang kafir dengan orang muslim adalah dengan tauhid. Orang bisa masuk surga dengan tauhid. Ditegakkannya timbangan dihari kiamat adalah dengan tauhid. Manusia dimasukkan di surga dan neraka adalah dengan tauhid ini. Maka tauhid ini merupakan jalan keselamatan. Jika kita ingin selamat dunia akhirat, maka kita harus mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala.

Para Nabi dan Rasul sudah melaksanakan dakwah tauhid ini. Tinggal kita, pengikut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau kita betul-betul mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencintai Allah subhanahu wa ta’ala, maka para da’i harus memulai dakwahnya dengan tauhid. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Baca Juga:
Tidak Boleh Mengambil Riba - Tafsir Surah Al-Baqarah 279

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّـهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ ﴿٣٦﴾

(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat) seperti Aku mengutus kamu kepada mereka (untuk) artinya untuk menyerukan (‘Sembahlah Allah) esakanlah Dia (dan jauhilah thaghut,’) berhala-berhala itu janganlah kalian sembah (maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) lalu ia beriman (dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti) telah ditentukan (kesesatan baginya) menurut ilmu Allah, sehingga ia tidak beriman. (Maka berjalanlah kalian) hai orang-orang kafir Mekah (di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan) rasul-rasul mereka, yakni kebinasaan yang akan mereka alami nanti.” (QS. An-Nahl[16]: 36)

Disini Allah menjelaskan tentang dua rukun dalam dakwah. Rukun yang pertama adalah mentauhidkan Allah. Rukun yang kedua adalah menjauhkan thaghutThaghut adalah apa-apa yang disembah selain Allah. Para ulama mengatakan bahwa setiap dakwah yang tidak berporos pada dua prinsip ini, maka dakwah ini menyimpang dari para jalannya para Rasul ‘alaihimush shalatu was salam. Dan dakwah yang tidak dimulai dengan tauhid, dakwah itu tidak akan ada buahnya.

Beribadah kepada Allah

Beribadah kepada Allah artinya mewujudkan tauhid, menegakkan aqidah yang benar, mengajak umat untuk mentaati Allah dan mengikuti syariatNya.

Baca Juga:
Tabligh Akbar: Kewajiban Mencintai Para Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam (Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin 'Amir Ar-Ruhaili)

Meninggalkan Thaghut

Maksud dari meninggalkan thaghut adalah meninggalkan segala bentuh hawa nafsu, meninggalkan semua bentuk perpecahan, meninggalkan semua bid’ah dan apa-apa yang membawa kepadanya kesyirikan, kekufuran, kedzaliman, kefasikan dan berpaling dari agama Allah.

Kita harus mengingatkan manusia agar mereka tidak mengikuti hawa nafsu, mengingatkan manusia agar mereka tidak berpecah-belah. Persatuan merupakan dakwah yang paling bersar dalam dakwah Islam. Dalam manhaj salaf ini, yang paling besar disamping menegakkan tauhid adalah mengajak umat untuk bersatu. Bersatu diatas Islam yang benar, diatas Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat. Bersatu diatas aqidah dan manhaj yang benar. Kita wajib mengikuti cara beragama yang benar, cara beragama yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum ajma’in. 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾

“...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur[24]: 63)

Kita mengajak manusia kedalam agama Allah. Maka dakwah ini harus betul-betul menjelaskan tauhid kepada umat. Kita juga harus menjelaskan tentang kesyirikan. Tauhid merupakan jalan selamat. Tidak ada kebahagiaan bagi hati kecuali dengan mengikuti tauhid ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Hati manusia tidak akan baik melainkan apabila hati ini beribadah hanya kepada Allah saja. Tidak ada kesempurnaan, tidak ada kebaikan, tidak ada kelezatan, tidak ada kesenangan, dan tidak ada kegembiraan, dan tidak ada kebahagiaan tanpa tauhid.”

Baca Juga:
Hukum Menyapih Anak

Dakwah Nabi Isa Alaihish shalatu was Salam

Ketika Nabi Isa alaihish shalatu was salam mendakwahkan kepada kaumnya agar mereka beribadah kepada Allah. Bukan beribadah kepada Nabi Islam. Allah menyebutkan bahwa Nabi Isa mengatakan kepada kaumnya:

إِنَّ اللَّـهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَـٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ ﴿٥١﴾

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”.” (QS. Ali-Imran[3]: 51)

Pentingnya Tauhid Untuk Menjalani Kehidupan Didunia

Tidak akan pernah bahagia orang yang masih berbuat syirik kepada Allah. Syirik adalah penghalang manusia untuk masuk kedalam surga. Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540)

Lihatlah, Allah akan mengampuni dosa sepenuh bumi dengan cukup satu syarat. Yaitu tidak berbuat syirik. Maka dari itu kita kasihan kepada mereka. Sebab kalau mereka tetap dalam kesyirikan, hukuman yang akan dia terima sangat berat. Baik hukuman di dunia ataupun di akhirat. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Baca Juga:
Tafsir Ali Imran Ayat 55 - Allah Sayang Kepada Nabi Isa

إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa[4]: 48)

Kemudian amal orang yang berbuat syirik akan terhapus. Shalatnya, puasanya, hajinya, sedekahnya dan yang lainnya akan terhapus. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾

…”Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar[39]: 65)

Belum lagi nanti diakhirat. Orang yang berbuat syirik akan diadzab dengan adzab yang pedih. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّـهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾

“…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah[5]: 72)

Simak Penjelasan Lengkap dan Download MP3 Ceramah Agama Islam Tentang Bagaimana Cara Menjalani Kehidupan Didunia Yang Baik – Tabligh Akbar

Baca Juga:
Doa Memasrahkan Diri Kepada Allah Sebelum Tidur

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui :

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.