Masjid Al-Barkah

Fawaaidul Fawaaid

Hal yang Dibutuhkan untuk Cita-Cita yang Tinggi, Dzikir yang Paling Utama, Pahala dari Menyibukkan Diri dengan Allah, dan Keinginan kepada Kehidupan Akhirat Mengharuskan Zuhud dari Kehidupan Dunia – Kitab Fawaidul Fawaid (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

By  |  pukul 7:10 am

Terakhir diperbaharui: Rabu, 19 Agustus 2015 pukul 2:56 pm

Tautan: https://www.radiorodja.com/?p=12493

Ceramah agama oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.

Berbagai faedah dari kitab Fawaidul Fawaid karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah yang dikaji pada kesempatan perjumpaan live pada Senin pagi, 10 Jumadal Akhirat 1436 / 30 Maret 2015, pukul 05:30-07:00 WIB menyampaikan beberapa pasal tentang Hal yang Dibutuhkan untuk Cita-Cita yang Tinggi, Dzikir yang Paling Utama, Pahala dari Menyibukkan Diri dengan Allah, dan Keinginan kepada Kehidupan Akhirat Mengharuskan Zuhud dari Kehidupan Dunia. Kajian kitab Fawaidul Fawaid ini disampaikan rutin oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam di Radio Rodja dan Rodja TV.

[sc:status-fawaidul-fawaid-ustadz-badrusalam-2013]

Daftar Isi

Ringkasan Kajian Kitab Fawaidul Fawaid Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah

Hal yang Dibutuhkan untuk Cita-Cita yang Tinggi (مستلزمات المطالب العليا)

المطلب الأعلى موقوف حصوله على همة عالية ونية صحيحة،

“Cita-cita yang tinggi itu berhenti itu tergantung kepada keinginan yang mulia dan niat yang baik.”

فمن فقدهما تعذر عليه الوصول إليه،

“Siapa yang kehilangan dua perkara ini, maka dia tidak akan sampai kepada cita-citanya tersebut.”

Artinya, siapa saja yang memiliki cita-cita yang tinggi, maka dia harus memiliki dua perkara:
1. Keinginan yang mulia, semangat yang tinggi untuk meraih cita-cita tersebut.
2. Niat yang benar. Karena apabila seseorang memeiliki semangat dan keinginan yang baik, tapi ternyata ketika semangatnya bagus tapi niatnya tidak baik, maka ini pun juga menunjukkan akan jiwanya kerdil.

Baca Juga:
Sikap Al-Wala’ Wal Bara’ Bagian 3 - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi, Lc.)

Dst.

Dzikir yang Paling Utama (أفضل الذكر)

[08:36]

من الذاكرين من يبتدئ بذكر اللسان وإن كان على غفلة ، ثم لا يزال فيه حتى يحضر قلبه فيتواطأ على الذكر‏.

“Di antara orang yang berdzikir, ada yang memulai dengan lisan dulu walaupun hatinya lalai, tapi kemudian lama-kelamaan, hatinya pun hadir, sehingga lisan dan hati pun berjalan bersamaan.

ومنهم من لا يرى ذلك ولا يبتدئ على غفلة بل يسكن حتى يحضر قلبه فيشرع في الذكر بقلبه فإذا قوي استتبع لسانه فتواطئا جميعا‏.

“Di antara manusia juga, ada yang tidak seperti itu. Tapi, ia diam dulu sampai dia hadirkan dulu hatinya, lalu ia mulai berdzikir kepada Allah dengan hatinya tersebut. Apabila ia telah kuat, maka kemudian diikuti oleh lisan, sehingga keduanya pun berjalan berbarengan.””

فالأول ينتقل الذكر من لسانه إلى قلبه‏.‏

“Maka keadaan yang pertama, dzikir itu berpindah dari lidahnya ke hatinya.”

والثاني ينتقل من قلبه إلى لسانه،

“Sedangkan yang kedua, dzikir itu berpindah dari hati ke lisannya.”

Dst.

Pahala dari Menyibukan Diri dengan Allah (ثواب الانشغال بالله)

[13:12]

إذا أصبح العبد وأمسى وليس همه إلا الله وحده تحمل الله سبحانه حوائجه كلها،

“Apabila seorang hamba masuk di waktu pagi dan di waktu sore tidak ada keinginannya kecuali Allah saja, maka Allah akan tanggung kebutuhan-kebutuhannya.”

Baca Juga:
Bab Tanda-Tanda Keimanan adalah Mencintai Sahabat Anshar - Kitabul Iman - Hadits 17-18 - Kitab Shahih Bukhari (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

وحمل عنه كل ما أهمه،

“Semua yang dia inginkan pun, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjaminnya.”

وفرغ قلبه لمحبته، ولسانه لذكره،

“Maka Allah akan jadikan hatinya betul-betul penuh dengan mencintai Allah dan lisannya pun ingin selalu berdzikir kepadaNya.”

وجوارحه لطاعته،

“Bahkan anggota badannya pun juga selalu condong ingin menaatiNya.”

Dst.

Keinginan kepada Kehidupan Akhirat Mengharuskan Zuhud dari Kehidupan Dunia (الرغبة في الآخرة تقتضي الزهد بالدنيا)

[22:49]

لا تتم الرغبة في الآخرة إلا بالزهد في الدنيا،‏

Keinginan kepada kehidupan akhirat tidak akan sempurna kecuali dengan zuhud dari kehidupan dunia.

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia. Terkadang harta itu ada di tangan kita, tapi kita zuhud darinya, karena harta kita simpan di tangan bukan di hati. Namun, terkadang ada orang tidak punya harta tapi dia tidak zuhud, karena hatinya dipenuhi dengan cinta dunia, sementara harta itu tidak ada di tangannya.

Maka bisa saja orang kaya itu zuhud, harta itu ada di tangannya tapi hatinya tidak dipenuhi dengan mencintainya. Tapi bisa saja, orang miskin tapi dia tidak zuhud, dia tidak punya dunia tapi hatinya dipenuhi dengan cinta dunia.

ولا يستقيم الزهد في الدنيا إلا بعد نظرين صحيحين‏:

“Dan zuhud dalam kehidupan dunia tidak akan sempurna, kecuali setelah melihat dua perkara yang baik:”

Baca Juga:
Meneladani Wara' Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Dst.

Ceramah tazkiyatun nufus yang penuh manfaat sebagai bahan muhasabah diri kita maupun kaum Muslimin seluruhnya. Mari simak dan download ceramah agama ini sekarang juga.

Simak dan Download Kajian Kitab Fawaidul Fawaid: Hal yang Dibutuhkan untuk Cita-Cita yang Tinggi, Dzikir yang Paling Utama, Pahala dari Menyibukkan Diri dengan Allah, dan Keinginan kepada Kehidupan Akhirat Mengharuskan Zuhud dari Kehidupan Dunia

Mari share tausiyah ini ke Facebook, Twitter, dan Google+ serta bagikan file hasil download Anda kepada Muslimin lainnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.