Masjid Al-Barkah

Syarh Riyaadhush Shaalihiin

Bab Karomah Para Wali dan Keutamaan Mereka – Bagian ke-2 – Bab 253 – Kitab Riyadhush Shalihin (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr)

By  |  pukul 6:10 pm

Terakhir diperbaharui: Rabu, 28 Desember 2016 pukul 5:16 am

Tautan: http://rodja.id/po

Ceramah agama tentang kajian kitab Riyadhush Shalihin oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Penerjemah: Ustadz Firanda Andirja, M.A.

Rekaman kajian pengajian kitab Riyadhush Shalihin ini merupakan kajian rutin yang disiarkan secara live pada Ahad sore, 19 Jumadats Tsani 1435 / 20 April 2014 di Radio Rodja dan RodjaTV. Kajian ini disampaikan oleh Syaikh ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr hafidzahullah. Pada pembahasan yang lalu, beliau telah membahas Bab 253 tentang Karomah Wali dan Keutamaan Mereka (Bagian ke-1), dan pada pembahasan kali ini beliau membahas masalah tentang Karomah Wali dan Keutamaan Mereka (Bagian ke-2) dari Bab 253.

NB: Mohon maaf, Tidak ada sesi tanya-jawab pada saat kajian ini berlangsung.

[sc:status-riyadhush-shalihin-syaikh-abdur-razzaq-abdul-muhsin-2013]

Daftar Isi

Pembahasan dalam Rekaman Kajian Kitab Riyadhush Shalihin Ini: Kitab Doa-doa (كتَاب الدَعَوات)

Bab ke-253 : Bab Karomah Para Wali dan Keutamaan Mereka (باب كرامات الأولياء وفضلهم) – Bagian ke-2

Pada kaajian kali ini, pemateri akan membawakan beberapa hadits yang membahas mengenai Karomah Wali dan Keutamaan Para Wali. Dan di antara hadits-hadits tersebut adalah:

وعن جابر بنِ سُمْرَةَ رضي الله عنهما، قَالَ: شَكَا أهْلُ الكُوفَةِ سَعْدًا يعني: ابنَ أَبي وقاص – رضي الله عنه – إِلَى عمر بن الخطاب – رضي الله عنه – فَعَزَلَهُ، واسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا، فَشَكَوا حَتَّى ذَكَرُوا أنَّهُ لا يُحْسِنُ يُصَلِّي، فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ، فَقَالَ: يَا أَبَا إسْحَاقَ، إنَّ هَؤُلاَءِ يَزْعَمُونَ أنَّكَ لا تُحْسِنُ تُصَلِّي، فَقَالَ: أَمَّا أنا واللهِ فَإنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلاَةَ رسولِ الله – صلى الله عليه وسلم – لا أُخْرِمُ عَنْها، أُصَلِّي صَلاَتَي العِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الأُولَيَيْنِ، وَأُخِفُّ في الأُخْرَيَيْنِ. قَالَ: ذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إسْحَاقَ، وأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلًا – أَوْ رِجَالًا – إِلَى الكُوفَةِ يَسْأَلُ عَنْهُ أهْلَ الكُوفَةِ، فَلَمْ يَدَعْ مَسْجِدًا إِلاَّ سَأَلَ عَنْهُ، وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا، حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا لِبَنِي عَبْسٍ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ، يُقالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ، يُكَنَّى أَبَا سَعْدَةَ، فَقَالَ: أمَا إذْ نَشَدْتَنَا فَإنَّ سَعْدًا كَانَ لا يَسِيرُ بالسَّرِيَّةِ وَلاَ يَقْسِمُ بالسَّوِيَّةِ، وَلاَ يَعْدِلُ في القَضِيَّةِ. قَالَ سَعْدٌ: أمَا وَاللهِ لأَدْعُونَّ بِثَلاَثٍ: اللَّهُمَّ إنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا، قَامَ رِيَاءً، وَسُمْعَةً، فَأَطِلْ عُمُرَهُ، وَأَطِلْ فَقْرَهُ، وَعَرِّضْهُ لِلْفِتَنِ. وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ: شَيْخٌ كَبيرٌ مَفْتُونٌ، أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ. قَالَ عَبدُ الملكِ بن عُمَيْرٍ الراوي عن جابرِ بنِ سَمُرَةَ: فَأنا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنَ الكِبَرِ، وإنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوارِي فِي الطُّرُقِ فَيَغْمِزُهُنَّ. متفق عَلَيْهِ.

Baca Juga:
Saat 'Amr bin 'Ash Radhiyallahu 'Anhu Menghadapi Sakaratul Maut

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Penduduk kota Kuffah melaporkan Sa’ad, yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu kepada ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, ‘Umar pun memberhentikannya dari jabatannya, dan mengangkat ‘Ammar (bin Yasir) sebagai pengantinya. Mereka melaporkan, hingga menyebutkan Sa’ad tidak mengerjakan shalat dengan baik (ketika menjadi imam). ‘Umar pun mengutus seseorang kepadanya. Ia berkata: “Hai Abu Ishaq, sesungguhnya mereka berkata bahwa kamu tidak mengerjakan shalat dengan baik.” Sa’ad menjawab: “Demi Allah! Sesungguhnya saya telah mengerjakan shalat dengan mereka seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak menguranginya. Aku mengerjakan shalat ‘Isya’, kuperpanjang dua rakaat pertama dan kupersingkat dua rakaat lainnya.” ‘Umar berkata: “Itulah dugaan kami tentang Anda, hai Abu Ishaq!”

‘Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersamanya ke kota Kufah untuk menanyakan kebenaran laporan tentang Sa’ad kepada penduduk kota Kufah. Tidak satu masjid pun dilewati, melainkan ia bertanya tentang Sa’ad. Ternyata, mereka memujinya dengan baik. Setelah utusan ‘Umar memasuki masjid Bani ‘Abs, berdirilah seorang laki-laki di antara mereka bernama Usamah bin Qatadah, ia dijuluki dengan Abu Sa’adah. Usamah berkata: “Adapun jawaban pertanyaan Anda kepada kami, sesungguhnya Sa’ad tidak pergi bersama pasukan, tidak membagikan pemberian dengan rata dan tidak berlaku adil dalam memutuskan perkara.” Sa’ad bin Abi Waqqash berkata (setelah mendengar fitnah itu): “Ketahuilah! Demi Allah, aku benar-benar akan berdo’a dengan tiga keburukan: “Ya Allah, apabila hambaMu ini (Usamah) berdusta, dia melakukannya karena pamer dan mencari popularitas, maka panjangkanlah umurnya dan panjangkanlah pula kemiskinannnya, serta hadapkanlah dia banyak bencana.” Setelah itu, setiap kali ditanya, maka Usamah menjawab: “(Aku) adalah seorang yang sudah tua renta dan penuh bencana. Aku telah tertimpa musibah do’a Sa’ad (bin Abi Waqqash).”

Baca Juga:
Mimpi Bertemu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

‘Abdul Malik bin ‘Umair perawi hadits ini, berkata dari Jabir bin Samurah: “Sesudah itu, aku melihat kedua kelopak matanya (Usamah) kendor ke bawah karena tua. Dia sengaja melewati gadis-gadis di jalan untuk menggoda mereka dengan kerlingan mata.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dengarkan dan Download Seri Kajian Kitab Syarah Riyadhush Shalihin – Syaikh ‘Abdur Razzaq: Bab 253 – Bab Karomah Para Wali dan Keutamaan Mereka (Bagian ke-2)

Mari kita bagikan hasil rekaman ataupun link ceramah agama yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Google+ yang kita miliki, agar orang lain turut mendapatkan manfaatnya. Jazakumullahu Khairan

3 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.