
Syarh 'Umdatul Ahkaam
Kitab Puasa (Bagian ke-2): Penentuan Awal Ramadhan, Sahur Puasa dan Anjurannya, hingga Pembatal-pembatal Puasa – Kitab Umdatul Ahkam (Ustadz Abu Qatadah)
Terakhir diperbaharui: Kamis, 31 Agustus 2023 pukul 6:18 am
Tautan: https://rodja.id/4ur
Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Qatadah
Alhamdulillah, dapat kita lanjutkan kembali pembahasan Kitab Puasa dari pertemuan pekan lalu yang telah selesai membahas hadits ke-1 dan hadits ke-2 tentang Larangan Mendahului Puasa Ramadhan dengan Puasa dan Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal, dan kini kita akan melanjutkan hadits-hadits selanjutnya dari kitab Umdatul Ahkam ini, sehingga rekaman ceramah agama kali ini adalah tentang “Kitab Puasa (Bagian ke-2): Penentuan Awal Ramadhan, Sahur Puasa dan Anjurannya, hingga Pembatal-pembatal Puasa“. Ceramah ini adalah dari siaran live pada Sabtu pagi, 17 Rajab 1435 / 17 Mei 2014.
Daftar Isi
Ringkasan Ceramah Agama Islam – Kajian Kitab Umdatul Ahkam: Kitab Puasa (كتاب الصيام) – Bagian ke-2
Hadits Kedua (Hadits ke-179): Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal
Hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
[38:10]
إذا رأيتموه فصوموا . وإذا رأيتموه فأفطروا . فإن غم عليكم فاقدروا له
“Apabila kamu melihat al-hilal (yaitu awal munculnya bulan), maka berpuasalah. Dan apabila kamu melihatnya (yaitu hilal), maka berbukalah (yaitu yang dimaksud adalah Idul Fitri). Dan apabila ada awan, maka sempurnakanlah (dalam riwayat yang lain, dikatakan: Sempurnakanlah Sya’ban-nya 30 hari atau sempurnakanlah Ramadhan-nya 30 hari).”
Telah dijelaskan dalam pertemuan yang lalu, bahwa cara menetapkan awal Ramadhan, salah satu di antara yang tiga:
1. Dengan melihat hilal
2. Dengan cara menyempurnakan bulan Sya’ban 30 hari
3. Dengan adanya kesaksian seseorang yang tsiqah yang diterima kesaksiannya
Adab Puasa: Sahur Puasa dan Anjurannya
[28:41]
Hadits Ketiga (Hadits ke-180): Perintah Sahur dan Barokah Sahur
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
تسحروا فإن في السحور بركة
“Sahurlah, karena dalam sahur itu terdapat berkah.”
Hadits Keempat (Hadits ke-181): Jarak antara Adzan Subuh dan Sahur Puasa
Dari Anas bin Malik, dari Zain bin Tsabit radhiyallahu ‘anhuma:
تسحرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم . ثم قام إلى الصلاة . قال أنس : قلت لزيد : كم كان بين الأذان والسحور ؟ قال : قدر خمسين آية
“Kami sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu kami bergegas untuk menunaikan shalat (Subuh), maka Anas bertanya, “Berapa jarak antara adzan dengan sahur?” Maka beliau mengatakan, “Jaraknya seperti membaca 50 ayat.”
Perkara-perkara yang Diperbolehkan bagi Orang yang Berpuasa
[48:39]
Hadits Kelima (Hadits ke-182): Menangguhkan Mandi Junub
Dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu Ta’ala ‘anhuma:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يدركه الفجر وهو جنب من أهله ثم يغتسل ويصوم
“Bahwasanya datang waktu Subuh, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang junub dari keluarganya, lalu beliau mandi, lalu beliau puasa.”
Dst.
Silakan simak langsung dari ceramahnya untuk mengetahui apa saja yang diperbolehkan bagi orang-orang yang berpuasa, tentunya disertai dengan adab-adab terkait dengannya, di antaranya mandi di siang hari, bersiwak (menggosok gigi), berkumur-kumur dan mengisap air ke hidung (istinsyaq), merasa / mencicipi makanan selama tidak masuk ke tenggorokan, dst. Tentunya masing-masing dipaparkan dengan penyertaan dalil-dalil yang shahih.
Pembatal-pembatal Puasa
[01:04:02]
Hadits Ketujuh (Hadits ke-184): Hubungan Suami-istri (Jima’) saat Puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
بينما نحن جلوس عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ جاءه رجل . فقال : يا رسول الله ، هلكت . قال : ما أهلكك ؟ قال : وقعت على امرأتي ، وأنا صائم – وفي رواية : أصبت أهلي في رمضان – فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : هل تجد رقبة تعتقها ؟ قال : لا . قال : فهل تستطيع أن تصوم شهرين متتابعين ؟ قال : لا . قال : فهل تجد إطعام ستين مسكينا ؟ قال : لا . قال : فمكث النبي صلى الله عليه وسلم فبينا نحن على ذلك أتي النبي صلى الله عليه وسلم بعرق فيه تمر – والعرق : المكتل – قال : أين السائل ؟ قال : أنا . قال : خذ هذا ، فتصدق به . فقال الرجل : على أفقر مني : يا رسول الله ؟ فوالله ما بين لابتيها – يريد الحرتين – أهل بيت أفقر من أهل بيتي . فضحك رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى بدت أنيابه . ثم قال : أطعمه أهلك
“Ketika kami duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seseorang, seraya dia berkata, “Wahai baginda Rasulullah, celaka aku!” Maka orang itu mengatakan, “Aku tergoda oleh istriku dan aku sedang puasa (Ramadhan).” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu bisa mendapatkan seorang budak yang bisa dimerdekakan olehmu?” Dia berkata, “Tidak.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu bisa berpuasa 2 bulan berturut-turut?” Dia berkata, “Tidak.” Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Apakah kamu bisa memberi makan 60 orang miskin?” Dia berkata, “Tidak.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pergi, kemudian datang dengan 1 keranjang berisi kurma. … Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Ambillah kurma ini, lalu shadaqahkan kepada orang yang paling miskin yang ada di kota / kampung kamu.” Orang tersebut berkata, “Wahai Baginda Rasulullah, ini diberikan kepada orang yang paling miskin? Demi Allah, di kota / kampung ini, tidak ada orang yang paling miskin dari aku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersenyum sampai terlihat gigi serinya, kemudian beliau bersabda, “Shadaqahkan ini kepada keluargamu.””
Dst.
Demikian seterusnya dibahas tentang pembatal puasa, silakan Anda download rekaman ceramah agama ini untuk menyimak lebih lanjut.
Download Ceramah Agama Seri Kajian Kitab Umdatul Ahkam – Ustadz Abu Qatadah: Kitab Puasa (Bagian ke-2): Penentuan Awal Ramadhan, Sahur Puasa dan Anjurannya, hingga Pembatal-pembatal Puasa
Podcast: Play in new window | Download
Subscribe: RSS
Ceramah agama seputar puasa Ramadhan ini insya Allah akan sangat bermanfaat bagi kaum Muslimin yang sebentar lagi menghadapi bulan Ramadhan. Yuk kita bagikan / share ceramah ini ke Facebook, Twitter, dan Google+. Semoga menjadi amal shalih bagi kita, Aamiin.
