
Syarh Riyaadhush Shaalihiin
Serba-serbi Hadits Indah Pilihan – Bagian ke-6 – Besarnya Keberanian Rasulullah dan Bersegeranya Para Sahabat Memenuhi Panggilan Rasulullah dan Seterusnya – Bab 370 – Kitab Riyadhush Shalihin (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr)
Terakhir diperbaharui: Selasa, 19 Agustus 2014 pukul 2:48 pm
Tautan: https://www.radiorodja.com/?p=7821
Ceramah agama dan pengajian Islam dengan pembahasan kitab Riyadhush Shalihin oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Penerjemah: Ustadz Firanda Andirja, M.A.
Lanjutan ceramah agama dari kitab Riyadhush Shalihin, yang masih pada pembahasan kitab “Serba-serbi Hadits Indah Pilihan”, bab ke-370. Syaikh ‘Abdurrazzaq Al-Badr melanjutkan pembahasan yang lalu tentang akhlak mulia, kini pembahasan dengan judul “Besarnya Keberanian Rasulullah dan Bersegeranya Para Sahabat Memenuhi Panggilan Rasulullah dan Seterusnya”, yaitu judul yang diambil dari sari hadits ke-1850, di mana pembahasan hingga hadits ke-1858. Mari simak dan download rekaman ceramah agama yang pernah live pada Ahad sore, 7 Syawwal 1435 / 3 Agustus 2014 ini. Semoga bermanfaat, Aamiin.
[sc:status-riyadhush-shalihin-syaikh-abdur-razzaq-abdul-muhsin-2013]Daftar Isi
Pembahasan dalam Rekaman Pengajian Kitab Riyadhush Shalihin Ini: Serba-serbi Hadits Indah Pilihan (كتَاب المنثُورَات وَالمُلَحِ)
Bab ke-370: (باب أحاديث الدّجال وأشراط الساعة وغيرها) – Bagian ke-6
[00:17]
Dari Abul Fadhl Al-‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يَومَ حُنَيْن، فَلَزِمْتُ أنا وأبو سُفْيَانَ بن الحارثِ بن عبد المطلب رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – فَلَمْ نُفَارِقْهُ، وَرسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – عَلَى بَغْلَةٍ لَهُ بَيْضَاءَ، فَلَمَّا التَقَى المُسْلِمُونَ وَالمُشْرِكُونَ، وَلَّى المُسْلِمُونَ مُدْبِريِنَ، فَطَفِقَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يَرْكُضُ بَغْلَتَهُ قِبلَ الكُفَّارِ، وأنا آخِذٌ بِلِجَامِ بَغْلَةِ رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – أكُفُّهَا إرَادَةَ أَنْ لاَ تُسْرِعَ، وأبُو سُفْيَانَ آخِذٌ بِرِكَابِ رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – فقالَ رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم: أيْ عَبَّاسُ، نَادِ أصْحَابَ السَّمُرَةِ. قالَ العَبَّاسُ – وَكَانَ رَجُلًا صَيِّتًا – فَقُلْتُ بِأَعْلَى صَوْتِي: أيْنَ أصْحَابُ السَّمُرَةِ، فَوَاللهِ لَكَأنَّ عَطْفَتَهُمْ حِينَ سَمِعُوا صَوْتِي عَطْفَةُ البَقَرِ عَلَى أَوْلاَدِهَا، فقالوا: يَا لَبَّيْكَ يَا لَبَّيْكَ، فَاقْتَتَلُوا هُمْ وَالكُفَّارُ، وَالدَّعْوَةُ في الأنْصَارِ يَقُولُونَ: يَا مَعْشَرَ الأَنْصَارِ، يَا مَعْشَرَ الأنْصَارِ، ثُمَّ قَصُرَتِ الدَّعْوَةُ عَلَى بَنِي الحَارِثِ بْنِ الخَزْرَجِ، فَنَظَرَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ عَلَى بَغْلَتِهِ كَالمُتَطَاوِلِ عَلَيْهَا إلَى قِتَالِهِمْ، فَقَالَ: هَذَا حِينَ حَمِيَ الوَطِيسُ، ثُمَّ أَخَذَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – حَصَيَاتٍ فَرَمَى بِهِنَّ وُجُوهَ الكُفَّارِ، ثُمَّ قَالَ: انْهَزَمُوا وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، فَذَهَبْتُ أنْظُرُ فَإذَا القِتَالُ عَلَى هَيْئَتِهِ فِيما أرَى، فَواللهِ مَا هُوَ إلاَّ أَنْ رَمَاهُمْ بِحَصَيَاتِهِ، فَمَا زِلْتُ أرَى حَدَّهُمْ كَلِيلًا وَأَمْرَهُمْ مُدْبِرًا.
“Aku mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku dan Abu Sufyan bin Al-Harits bin ‘Abdil Muththalib senantiasa bersama menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami tidak pernah berpisah dari beliau, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunggangi bighal yang berwarna putih. Ketika pasukan Islam dan pasukan musyrik bertemu, pasukan Islam pun mundur. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam segera bergerak memacu bighal beliau menuju pasukan kafir, sedang aku yang memegang tali kendali bighal tersebut. Aku tahan tali kendali tersebut agar bighalnya tidak terlalu kencang, sedangkan Abu Sufyan menahan pijakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hai ‘Abbas, panggillah orang-orang yang pernah mengikuti Bai’atu Ridwan di dekat pohon Samurah, panggillah mereka!” Maka ‘Abbas (dan dia memang seorang lelaki yang bersuaran lantang-Pent) berteriak. Dia (Al-‘Abbas) berkata, “Aku memanggil dengan suaraku yang paling keras: “Di manakah orang-orang yang pernah mengikuti Baiatu Ridwan di dekat pohon Samurah?!” Demi Allah, ketika mendengar suaraku, mereka segera tanggap dan simpawtik, bagaikan rasa sayang induk sapi terhadap anak-anaknya. Mereka segera berkata, “Labbaik… Labbaik… (Kami penuhi panggilanmu…)” Mereka pun bertempur menyerang orang-orang kafir. Sementara itu, mereka menyeru kaum Anshar, mereka berteriak, “Wahai, kaum Anshar… Wahai, kaum Anshar…” Kemudian seruan itu terdengar sampai kepada Bani Al-Harits bin Al-Khazraj. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperhatikan dari atas bighal beliau peperangan yang sedang berkecamuk, beliau bersabda, “Inilah waktu berkobarnya api pertempuran, laksana panas api di dalam tungku!” Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil beberapa batu kerikil lalu melemparkannya ke wajah-wajah orang kafir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa, “Semoga mereka kalah, demi Rabb Muhammad.” Aku pun pergi untuk melihgatnya, pertempuran itu berjalan sebagaimana layaknya sebuah peperangan yang pernah aku lihat. Meskipun demikian, demi Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya melempari mereka dengan batu-batu kerikil, maka mereka pun kalah. Sementara itu, aku terus melihat kekuatan mereka (yaitu kekuatan orang-orang kafir) semakin melemah, sampai akhirnya mereka mundur.” (HR Muslim)
Pembahasan ceramah agama dari kitab Syarah Riyadhush Shalihin ini masih panjang, di antaranya tentang “Allah itu Maha Baik dan Hanya Menerima yang Baik-Baik pula”, “3 Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah”, “4 Sungai di Dunia dari Mata Air di Surga”, dan seterusnya. Mari download sekarang juga!
Podcast: Play in new window | Download
Subscribe: RSS
Ayo bantu sebarkan ke media sosial, dengan like, share, tweet, hingga +1. Semoga bermanfaat, insya Allah.

1 Comment