Al-Adabul Mufrad
Janganlah Memutus Hubungan dengan Orang-Orang yang Baik dengan Orang Tua, Cinta itu Diwariskan, dan Seterusnya – Hadits 42-51 – Kitab Adabul Mufrad (Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)
Terakhir diperbaharui: Kamis, 04 Oktober 2018 pukul 8:43 am
Tautan: https://rodja.id/226
Pengajian kitab oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
Alhamdulillah, dapat kita lanjutkan kembali, kajian kitab Adabul Mufrad bersama Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin malam, 26 Dzulhijjah 1435 / 21 Oktober 2014, pukul 20:00-21:30 WIB di Radio Rodja. Melanjutkan pembahasan sebelumnya dari hadits 34-41, maka pada kesempatan kali ini, masih seputar tema berbakti kepada orang tua, kita akan mempelajari tentang “Bab Janganlah Memutus Hubungan dengan Orang-Orang yang Baik dengan Orang Tua, Bab Cinta itu Diwariskan, Bab Tidak Boleh Memanggil Bapak dengan Namanya, Duduk Lebih Dulu darinya, dan Jalan di Depannya, Bab Apakah Memanggil Bapak dengan Kuniyah (?), Bab Wajibnya Silaturahmi, juga Bab Silaturahmi” yang diambil dari hadits 42-51. Dan alhamdulillah, kini dapat Anda download rekaman dari ceramah live tersebut.
[sc:status-adabul-mufrad-ustadz-syafiq-riza-basalamah-2014]Ringkasan Kajian Kitab Adabul Mufrad
Bab ke-21: Bab Janganlah Memutus Hubungan dengan Orang-Orang yang Baik dengan Orang Tua (باب لا تقطع من كان يصل أباك فيطفأ نورك)
[04:30]
Hadits ke-42: Jangan Memutuskan Orang-Orang yang Biasa Berbuat Baik kepada Orang Tuamu, Maka Cahayamu Akan Dimatikan (Dhaif)
‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu berkata, “Terserah engkau, wahai ‘Amr bin ‘Utsman,” dua atau tiga kali. “Demi Yang Mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kebenaran. Sesungguhnya tercantum di dalam kitab Allah ‘Azza wa Jalla,” dua kali dia sebutkan. Maksud Kitabullah di sini adalah kitab-kitab sebelum Al-Quran Al-Karim.
لا تَقْطَعْ مَنْ كَانَ يَصِلُ أَبَاكَ فَيُطْفَأَ بِذَلِكَ نُورُكَ
“Jangan engkau memutuskan orang-orang yang biasa berbuat baik kepada orang tuamu, maka cahayamu akan dimatikan.”
Hadits ini secara sanadnya adalah dhaif. Secara umum, walau hadits ini dha’if, tetapi makna seorang yang berbuat baik kepada teman-teman bapaknya maka cahaya dia akan dimatikan, dikarenakan itu adalah kemaksiatan.
Bab ke-22: Bab Cinta itu Diwariskan (باب الود يتوارث)
[09:56]
Hadits ke-43: Cinta itu Diwariskan (Hadits Dhaif)
Dari Abu Bakar bin Hazm radhiyallahu ‘anhu, dari seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
كَفَيْتُكَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الْوُدَّ يُتَوَارَثُ
“Cukup buat engkau, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya cinta itu diwariskan.””
Hadits ini secara sanadnya dhaif, tetapi secara makna itulah realita(nya).
Bab ke-23: Bab Tidak Boleh Memanggil Bapak dengan Namanya, Duduk Lebih Dulu darinya, dan Jalan di Depannya (باب لا يسمى الرجل أباه ولا يجلس قبله ولا يمشى أمامه)
[16:00]
Hadits ke-44: Jangan Memanggil Bapak dengan Namanya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
أَبْصَرَ رَجُلَيْنِ ، فَقَالَ لأَحَدِهِمَا : مَا هَذَا مِنْكَ ؟ ، فَقَالَ : أَبِي ، فَقَالَ : لا تُسَمِّهِ بِاسْمِهِ ، وَلا تَمْشِ أَمَامَهُ ، وَلا تَجْلِسْ قَبْلَهُ
“Suatu hari Abu Hurairah melihat 2 orang. Abu Hurairah berkata kepada salah satu dari keduanya, “Hubungan orang ini dengan engkau apa?” Orang yang ditanya menjawab, “Dia adalah bapakku.” Abu Hurairah berkata, “Jangan engkau memanggil dengan namanya, jangan jalan di depannya, dan jangan duduk sebelum dia duduk.””
Atsar ini shahih.
Bab ke-24: Bab Apakah Memanggil Bapak dengan Kuniyah? (باب هل يكنى أباه)
[21:10]
Hadits ke-45: Memanggil Bapak dengan Kuniyahnya (Atsar Dhaif)
Dari Syahri bin Hausyab:
خَرَجْنَا مَعَ ابْنِ عُمَرَ ، فَقَالَ لَهُ سَالِمٌ : الصَّلاةَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ
“Suatu hari kita keluar bersama Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ketika itu Salim (bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Khaththab) berkata (kepada Ibnu ‘Umar), “Waktunya shalat, wahai Abu Abdurrahman.””
Di sini, Salim memanggil bapaknya dengan kuniyah, yaitu Abu ‘Abdirrahman, namun sanad ini dhaif.
Hadits ke-46: Memanggil Bapak dengan Kuniyahnya
Dari ‘Abdullah bin Dinar:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ : لَكِنْ أَبُو حَفْصٍ عُمَرُ قَضَى
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Tetapi Abu Hafsh (bapaknya, ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu) telah memberikan keputusan / hukum.”
Ini perkataan Ibnu ‘Umar (yang) mengatakan tentang bapaknya. Tidak menyebut dengan “‘Umar”, namun dia menyebut dengan kuniyah-nya (Abu Hafsh).
Sanad atsar ini shahih.
Bab ke-25: Bab Wajibnya Silaturahmi (باب وجوب وصلة الرحم)
[31:30]
Hadits ke-47: Orang yang Harus Kita Berbuat Baik kepadanya (Hadits Dhaif)
Dari Kulaib bin Manfa’ah, dari kakekku:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ أَبَرُّ ؟ ، قَالَ : أُمَّكَ وَأَبَاكَ ، وَأُخْتَكَ وَأَخَاكَ ، وَمَوْلاكَ الَّذِي يَلِي ذَاكَ ، حَقٌّ وَاجِبٌ ، وَرَحِمٌ مَوْصُولَةٌ
“”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang harus aku berbuat baik kepadanya?” Rasulullah menjawab, “Ibumu dan bapakmu, saudarimu dan saudaramu, dan orang-orang yang dekat denganmu. Dia adalah hak yang wajib dan rahim yang harus disambungkan.”
Hadits ini secara sanadnya dhaif. Tapi bukan berarti karena hadits ini dhaif, (kemudian) silaturahmi itu tidak wajib. Silaturahmi adalah wajib, itu adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bab ke-26: Bab Silaturahmi (باب صلة الرحم)
[40:05]
Hadits ke-49: Amalan yang Mendekatkan ke Surga dan Menjauhkan dari Neraka
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ أَعْرَابِيًّا عَرَضَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيرِهِ ، فَقَالَ : أَخْبِرْنِي مَا يُقَرِّبُنِي مِنَ الْجَنَّةِ ، وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ ؟ قَالَ : تَعْبُدُ اللَّهَ وَلا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاةَ ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Pada suatu hari, ada seorang Arab Badui menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di jalan, maka dia mengatakan, “Beritahu aku terhadap amalan yang mendekatkan aku kepada surga Allah dan menjauhkan aku dari api neraka?” Rasulullah bersabda, “Sembahlah Allah dan janganlah menyeketukukan Allah dengan sesuatu pun, dirikanlah shalat, menunaikan zakat, dan sambunglah rahim (silaturahmi).””
Pembahasan yang komprehensif dan ilmiah seputar berbakti kepada orang tua dan silaturahmi dari kitab Al-Adabul Mufrad karya Imam Bukhari. Segera download rekaman ceramahnya sekarang juga.
Download Rekaman Kajian Kitab Adabul Mufrad: Bab Janganlah Memutus Hubungan dengan Orang-Orang yang Baik dengan Orang Tua, Bab Cinta itu Diwariskan, dan Seterusnya (Hadits 42-51)
Podcast: Play in new window | Download
Subscribe: RSS
Jangan lupa share ke Facebook, Twitter, dan Google+. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi taufiq dan memperbaiki akhlak dan adab kita. Aamiin.

2 Comments