Masjid Al-Barkah

Al-Adabul Mufrad

Keutamaan Menyambung Silaturahmi kepada Keluarga yang Dzalim, Orang yang Menyambung Silaturahmi di Masa Jahiliyah kemudian Masuk Islam, dan Seterusnya – Hadits 69-74 – Kitab Adabul Mufrad (Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)

By  |  pukul 9:40 pm

Terakhir diperbaharui: Kamis, 04 Desember 2014 pukul 11:39 am

Tautan: https://www.radiorodja.com/?p=9958

Ceramah oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.

Ini adalah ceramah yang diangkat dari kitab Adabul Mufrad oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah. Ceramah sebelumnya membahas tentang Rahmat Allah Tidak Turun kepada Kaum yang di Dalamnya Ada Seorang yang Memutuskan Silaturahmi, Dosa Orang yang Memutuskan Silaturahmi, dan Seterusnya, yaitu dari Hadits 63-68. Kemudian, pada Senin malam, 10 Shafar 1436 / 1 Desember 2014, kita akan berlanjut kepada Hadits ke-69 hingga ke-74, dengan pembahasan 5 bab sekaligus:
1. Bab ke-35: Bab Keutamaan Menyambung Silaturahmi kepada Keluarga yang Dzalim
2. Bab ke-36: Bab Orang yang Menyambung Silaturahmi di Masa Jahiliyah kemudian Masuk Islam
3. Bab ke-37: Bab Menyambung Silaturahmi kepada Kerabat yang Musyrik dan Memberikan Hadiah
4. Bab ke-38: Bab Pelajarilah Nasab yang dengannya Kalian Menyambung Silaturahmi
5. Bab ke-39: Bab Apakah Boleh Maula itu Berkata “Aku dari Kabilah Fulan”?
Silakan simak dan download rekaman ceramah agamanya.

[sc:status-adabul-mufrad-ustadz-syafiq-riza-basalamah-2014]

Daftar Isi

Ringkasan Kajian Kitab Adabul Mufrad

Bab ke-35: Bab Keutamaan Menyambung Silaturahmi kepada Keluarga yang Dzalim (باب فضل من يصل ذا الرحم الظالم)

[02:27]

Hadits ke-69: Amalan untuk Masuk Surga

Dari Al-Barra radhiyallahu ‘anhu:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ ، فَقَالَ : يَا نَبِيَّ اللَّهِ ، عَلِّمْنِي عَمَلا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ ، قَالَ : لَئِنْ كُنْتَ أَقَصَرْتَ الْخُطْبَةَ لَقَدْ أَعْرَضْتَ الْمَسْأَلَةَ ، أَعْتِقِ النَّسَمَةَ ، وَفُكَّ الرَّقَبَةَ ، قَالَ : أَوَ لَيْسَتَا وَاحِدًا ؟ قَالَ : لا ، عِتْقُ النَّسَمَةِ أَنْ تَعْتِقَ النَّسَمَةَ ، وَفَكُّ الرَّقَبَةِ أَنْ تُعِينَ عَلَى الرَّقَبَةِ ، وَالْمَنِيحَةُ الرَّغُوبُ ، وَالْفَيْءُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ، فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ ، فَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ ، وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ ، فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ ، فَكُفَّ لِسَانَكَ إِلا مِنْ خَيْرٍ

Baca Juga:
Shalat Amalan Yang Paling Utama - Hadits 1487-1491 - Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (Ustadz Badrusalam, Lc.)

“Pernah datang seorang Arab Badui menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Wahai Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, beri aku amalan agar aku masuk surga?” Beliau bersabda, “Engkau telah berucap pendek namun yang engkau tanyakan panjang sekali. Bebaskan budak dan lepaskan budak!” Badui itu bertanya, “Apa yang engkau sampaikan bukankah sama (satu hal)?! Rasulullah bersabda, “Tidak sama! Yang namanya membebaskan budak adalah membebaskan budak (melepaskannya), adapun melepaskan budak maksudnya adalah membantu bagaimana budak itu dilepaskan, memberikan sesuatu yang dicintai, serta berbuat baik kepada kerabat (di dalam riwayat Baihaqi, disebutkan “berbuat baik kepada keluarga / kerabat yang dzalim.”). Dan kalau engkau tidak mampu melakukan itu, maka beramar ma’ruf dan nahi munkar-lah. Dan jika engkau tidak mampu, kau tahan lidahmu (tidak berbicara) kecuali kebaikan.”

Bab ke-36: Bab Orang yang Menyambung Silaturahmi di Masa Jahiliyah kemudian Masuk Islam (باب من وصل رحمه في الجاهلية ثم أسلم)

[19:34]

Hadits ke-70: Seseorang Masuk Islam bersama Seluruh Kebaikannya di Masa Sebelum Islam

Dari Hakim bin Hazam radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَرَأَيْتَ أُمُورًا كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، مِنْ صِلَةٍ ، وَعَتَاقَةٍ ، وَصَدَقَةٍ ، فَهَلْ لِي فِيهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ حَكِيمٌ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ

Baca Juga:
Sikap Seseorang Tatkala Diuji Oleh Allah

“Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentanng perkara-perkara yang aku lakukan di masa Jahiliyah (sebelum beragama Islam), dari silaturahmi (berbuat baik kepada kerabat), membebaskan budak-budak, dan sedekah-sedekah yang aku lakukan, kira-kira ada pahala tidak buatku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Engkau masuk Islam bersama semua kebaikan yang pernah engkau lakukan sebelumnya.”

Bab ke-37: Bab Menyambung Silaturahmi kepada Kerabat yang Musyrik dan Memberikan Hadiah (باب صلة ذي الرحم المشرك والتهديّة)

[26:14]

Hadits ke-71: Haramnya Sutra dan Memberi Hadiah kepada Saudara yang Belum Islam

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:

رَأَى عُمَرُ حُلَّةً سِيَرَاءَ فَقَالَ : ” يَا رَسُولَ اللَّهِ ، لَوِ اشْتَرَيْتَ هَذِهِ ، فَلَبِسْتَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَلِلْوُفُودِ إِذَا أَتَوْكَ ، فَقَالَ : يَا عُمَرُ ، إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذِهِ مَنْ لا خَلاقَ لَهُ ، ثُمَّ أُهْدِيَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهَا حُلَلٌ ، فَأَهْدَى إِلَى عُمَرَ مِنْهَا حُلَّةً ، فَجَاءَ عُمَرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، بَعَثْتَ إِلَيَّ هَذِهِ ، وَقَدْ سَمِعْتُكَ قُلْتَ فِيهَا مَا قُلْتَ ، قَالَ : إِنِّي لَمْ أُهْدِهَا لَكَ لِتَلْبَسَهَا ، إِنَّمَا أَهْدَيْتُهَا إِلَيْكَ لِتَبِيعَهَا أَوْ لِتَكْسُوَهَا ، فَأَهْدَاهَا عُمَرُ لأَخٍ لَهُ مِنْ أُمِّهِ مُشْرِكٍ

“Pernah suatu saat ‘Umar radhiyallahu ‘anhu melihat pakaian dua potong (atasan dan bawahan) dari benang-benang sutra, ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, andai kata engkau membeli baju ini dan engkau pakai pada waktu hari Jumat dan pada waktu berjumpa dengan duta-duta besar (dari negeri-negeri) yang datang menemuimu.” Maka Rasulullah bersabda, “Wahai ‘Umar, yang pakai pakaian ini adalah orang yang tidak ada bagian bagi dia di akhirat kelak.” Kemudian setelah berselang beberapa waktu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan hadiah pakaian-pakaian dari sutra, kemudian dikirimlah (dihadiahkan) kepada ‘Umar. Datanglah ‘Umar kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, engkau hadiahkan ini kepadaku padahal aku sudah dengar ucapanmu tentang masalah hukum baju ini.” Rasulullah bersabda, “Aku hadiahkan itu kepadamu bukan agar kau pakai. Aku hadiahkan kepadamu itu supaya engkau bisa menjualnya atau memberikannya kepada orang lain.” ‘Umar memberikan pakaian itu kepada saudara seibunya yang masih musyrik.”

Baca Juga:
Mengenal Ilmu Hadits - Bagian ke-1 (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Bab ke-38: Bab Pelajarilah Nasab yang dengannya Kalian Menyambung Silaturahmi (باب تعلموا من أنسابكم ما تصلون به أرحامكم)

[33:23]

Hadits ke-72: Mempelajari Nasab untuk Memelihara Kekerabatan

Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berpidato di atas mimbar, ‘Umar berkata:

تَعَلَّمُوا أَنْسَابَكُمْ ، ثُمَّ صِلُوا أَرْحَامَكُمْ ، وَاللَّهِ إِنَّهُ لِيَكُونُ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ أَخِيهِ الشَّيْءُ ، وَلَوْ يَعْلَمُ الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ مِنْ دَاخِلَةِ الرَّحِمِ ، لأَوْزَعَهُ ذَلِكَ عَنِ انْتِهَاكِهِ

“Kalian belajarlah nasab-nasab kalian lalu sambunglah silaturahmi kalian. Demi Allah sesungguhnya terkadang terjadi sesuatu antara seseorang dengan saudaranya. Andai kata dia tahu apa ikatan yang terjadi antara dia dan saudaranya itu (di dalam rahim), niscaya itu akan membuat dia mengurungkan niatnya untuk memutuskan / merusak hubungan rahim / kekerabatan.”

Ini perkataan ‘Umar, tapi perkataan ini juga pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bab ke-39: Bab Apakah Boleh Maula itu Berkata “Aku dari Kabilah Fulan”? (باب هل يقول المولى إني من فلان)

[48:45]

Hadits ke-74: (Atsar Dha’if)

Dari ‘Abdurrahman bin Habib, berkata:

قَالَ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ : ” مِمَّنْ أَنْتَ ؟ قُلْتُ : مِنْ تَيْمِ تَمِيمٍ ، قَالَ : مِنْ أَنْفُسِهِمْ أَوْ مِنْ مَوَالِيهِمْ ؟ قُلْتُ : مِنْ مَوَالِيهِمْ ، قَالَ : فَهَلا قُلْتَ : مِنْ مَوَالِيهِمْ إِذًا ؟

“‘Abdullah bin ‘Umar telah bertanya kepadaku, “Engkau dari kabilah mana?” Aku menjawab, “Dari Taim-nya Bani Tamim” Ibnu ‘Umar bertanya, “Kau termasuk asli kabilah itu atau maula mereka?” Aku menjawab, “Aku dari maula mereka.” Ibnu ‘Umar berkata, “Kenapa kau tidak berkata dari awal kalau kau dari maula mereka?””

Baca Juga:
Pengertian Sombong Dalam Islam - Kitab Al-Adab Al-Mufrad

Ini perkataan Ibnu ‘Umar, tapi ini atsar dha’if, karena pada hakikatnya boleh seseorang mengatakan dari kelompok Fulan, sebagaimana dalam bab yang selanjutnya.

Pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad karya Imam Bukhari yang penuh akan manfaat, mari segera download ceramah ini sekarang juga.

Download Rekaman Kajian Kitab Adabul Mufrad: Bab Keutamaan Menyambung Silaturahmi kepada Keluarga yang Dzalim, Bab Orang yang Menyambung Silaturahmi di Masa Jahiliyah kemudian Masuk Islam, dan Seterusnya (Hadits 69-74)

Ayo share ke Facebook, Twitter, dan Google+, semoga Allah membalas upaya Anda dalam berbagi kebaikan ini dengan pahala, Aamiin.

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.